Songsong 2026, Kepala DPU BMSDA Jember Kebut Integrasi Geodatabase
Songsong 2026, Kepala DPU BMSDA Jember Kebut Integrasi Geodatabase
JEMBER (4/12/2025) – Memasuki hari keempat, Pelatihan Geodatabase di lingkungan Dinas Pekerjaan Umum, Bina Marga dan Sumber Daya Air (DPU BMSDA) Kabupaten Jember beralih dari sesi teknis ke diskusi strategis manajemen data pada Kamis (4/12). Sesi ini dihadiri langsung oleh Kepala Dinas DPU BMSDA, Arif Liyantono, S.T., yang menekankan urgensi sinkronisasi data infrastruktur menyongsong transformasi menjadi Dinas PUPR pada tahun depan. Dalam arahannya, Arif menyoroti masalah klasik ketidaksesuaian data perencanaan dengan kondisi lapangan seperti perbedaan panjang jalan atau koordinat lokasi yang selama ini menghambat akurasi penganggaran. Ia menegaskan bahwa validitas data adalah harga mati, mengingat tantangan infrastruktur seperti kerusakan jalan, kondisi jembatan, hingga manajemen irigasi memerlukan penanganan berbasis data yang presisi agar anggaran terserap efektif.
Menanggapi arahan tersebut, narasumber ahli Prof. Bayu Taruna Widjaja Putra memaparkan bahwa progres peserta sangat positif, terutama dalam adaptasi penggunaan logika query yang dinilai jauh lebih efisien dibandingkan metode konvensional. Diskusi kemudian mengerucut pada inovasi pengembangan aplikasi mobile berbasis partisipasi publik, di mana masyarakat nantinya dapat melaporkan kerusakan infrastruktur lengkap dengan foto dan geotag lokasi. Ide ini disambut baik oleh Kepala Dinas sebagai evolusi dari layanan "Wadul Guse", di mana laporan masyarakat akan menjadi data awal yang valid untuk memverifikasi kondisi lapangan, sehingga respon penanganan jalan maupun sumber daya air dapat dilakukan lebih cepat dan terukur.
Sebagai tindak lanjut konkret, forum menyepakati percepatan inventarisasi data spasial untuk tiga sektor utama: Jalan, Jembatan, dan Sumber Daya Air (SDA). Kepala Dinas menginstruksikan agar sisa pendataan jalan kabupaten sepanjang 2.100 km dan survei jembatan yang baru mencapai 400 dari 900 unit segera dirampungkan. Di sisi lain, bidang SDA yang telah rutin menggunakan aplikasi EPAKSI diminta untuk terus memperbarui basis datanya setiap tahun. Menutup diskusi, Prof. Bayu berkomitmen untuk segera membantu pembangunan infrastruktur server geodatabase tanpa menunggu proses administrasi kontrak selesai, demi memastikan sistem ini siap beroperasi penuh mendukung perencanaan pembangunan tahun 2026.